Selasa, 13 Maret 2012

TIORI PEMBELAJARAN AUD


BAB I
PENDAHULUAN

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar merupakan hal yang penting dalam bidang pendidikan. Tentu saja dalam proses belajar terdapat teori – teori yang memunculkan adanya belajar. Dari zaman dahulu, para ilmuwan terus mengembangkan teori – teori belajar sebagai temuan mereka untuk mengembangkan pemikiran belajar mereka.
Era globalisasi telah membawa berbagai perubahan yang memunculkan adanya teori – teori belajar yang baru guna menyempurnakan teori – teori yang telah ada sebelumnya. Akan tetapi, kita sebagai insan tak bisa bertolak dengan adanya teori belajar yang telah ada sebelumnya. Adapun teori belajar selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu.
Dengan perkembangan psikologi dalam pendidikan, maka bermunculan pula berbagai teori tentang belajar, justru dapat dikatakan bahwa dengan tumbuhnya pengetahuan tentang belajar. Maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang sangat pesat.
Dengan bermunculnya teori – teri yang baru akan menyempurnakan teori – teori yang sebelumnya. Berbagai teori belajar dapat dikaji dan diambil manfaat dengan adanya teori tersebut. tentunya setiap teori belajar memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan, tak jarang dalam setiap teori belajar juga terdapat kritikan–kritikan untuk penyempurnaan teori tersebut. dalam hal ini, penulis akan mengkaji salah satu teori belajar yang dikemukakan Erickson dan Gardner, Piaget dan Vygotsky, dan Kontruktivisme






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Tiori Pembelajaran Piaget dan Vygotsky
a)      Tiori piaget
Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil interaksi diantara keduanya. Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu:
1)      Kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf
2)      Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya
3)      Interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan social, dan
4)      Ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
System yang mengatur dari dalam mempunyai dua factor, yaitu skema dan adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang diperhatikan oleh organisma yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi.
Menurut Piaget perkembangan kognitif pada anak secara garis besar terbagi empat periode yaitu:
a)      periode sensori motor ( 0 – 2 tahun)
Pada periode ini tingksh laku anak bersifat motorik dan anak menggunakan system penginderaan untuk mengenal lingkungannya untu mengenal obyek.
b)      Periode praoperasional (2-7 tahun)
Pada periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu model tingkah laku dan mampu melakukan simbolisasi.
c)      Periode operasional konkrit (7-11 tahun)
Pada periode ini anak sudah mampu menggunakan operasi. Pemikiran anak tidak lagi didominasi oleh persepsi, sebab anak mampu memecahkan masalah secara logis.
d)     Periode operasi formal (11-15) tahun.
Periode operasi fomal merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif, anak remaja mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain.
Periode operasi fomal merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif, anak remaja mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain.
Piaget mengeukakan bahwa ada 4 aspek yang besar yang ada hubungnnya dengan perkembangan kognitif :
a)      Pendewasaaan/kematangan, merupakan pengembanagn dari susunan syaraf.
b)      Pengalaman fisis, anak harus mempunyai pengalaman dengan benda-benda dan stimulus-stimulusdalam lingkungan tempat ia beraksi terhadap benda-benda itu.
c)       Interaksi social, adalah pertukaran ide antara individu dengan individu
d)     Keseimbangan, adalah suatu system pengaturan sendiri yang bekerja untuk menyelesaikan peranan pendewasaan, penglaman fisis, dan interksi social
Teori Piaget membahas kognitif atau intelektual. Dan perkembangan intelektual erat hubungannya dengan belajar, sehhingga perkembangan intelektual ini dapat dijadkan landasan untuk memahami belajar.
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi akibat adanya pengalaman dan sifatnya relatif tetap. Teori Piaget mengenai terjadinya belajar didasari atas 4 konsep dasar, yaitu skema, asimilasi, akomodasi dan keseimbangan. Piaget memandang belajar itu sebagai tindakan kognitif, yaitu tindakan yang menyangkut pikiran. Tindakan kognitif menyangkut tindakan penataan dan pengadaptasian terhadap lingkunga

b)     Tiori  Vygotsky
Vygotsky berpendapat bahwa interaksi sosial yaitu interaksi individu dengan orang lain merupakan faktor  yang terpenting untuk mendorong dan memicu perkembangan kognitif seseorang. Setiap siswa memiliki zona perkembangan proksimal (zone of proximal development), yaitu tingkat yang ditandai dengan kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal tertentu secara independent, dengan tingkat perkembangan potensial yang lebih tinggi yang bisa dicapai oleh siswa tersebut jika ia mendapat bimbingan dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten.
Vygotsky mencari pengertian bagaimana anak-anak berkembang dengan melalui proses belajar, dimana fungsi-fungsi kognitif belum matang, tetapi masih dalam proses pematangan. Vygotsky membedakan antara aktual development dan potensial development pada anak. Actual development ditentukan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa atau guru. Sedangkan potensial development membedakan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu, memecahkan masalah di bawah petunjuk orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya.
Menurut teori Vygotsky, Zone of proximal developmnet merupakan celah antara actual development dan potensial development, dimana antara apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya.
Menurut Vygotsky, pembelajaran berlangsung ketika siswa bekerja dalam zone of proximal development sehingga ketika menyelesaikan tugas belajarnya siswa tidak dapat sendiri. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi umumnya muncul dalam percakapan/kerjasama antar siswa sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap. Tugas guru menyediakan atau mengatur lingkungan belajar siswa, dan mengatur tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa serta memberi dukungan dinamis sehingga siswa bisa berkembang secara maksimal dalam zona perkembangan proksimal masing-masing.
Teori Vygotsky beranggapan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak-anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya (zone of proximal development), yaitu perkembangan kemampuan siswa sedikit di atas kemampuan yang sudah dimilikinya. Vygotsky juga menjelaskan bahwa proses belajar terjadi pada dua tahap yaitu:
·         tahap pertama terjadi pada saat berkolaborasi dengan orang lain, dan
·         tahap berikutnya dilakukan secara individual yang di dalamnya terjadi proses internalisasi.
Selama proses interaksi terjadi, baik antara guru-siswa maupun antar siswa, kemampuan seperti saling menghargai, menguji kebenaran pernyataan pihak lain, bernegosiasi, dan saling mengadopsi pendapat dapat berkembang. Vygotsky mencari pengertian bagaimana anak-anak berkembang dengan melalui proses belajar, dimana fungsi-fungsi kognitif belum matang, tetapi masih dalam proses pematangan.
Penerapan Teori Belajar Vygotsky Dalam Interaksi Belajar Mengajar
Penerapan teori belajar Vygotsky dalam interaksi belajar mengajar mungkin dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.      Walaupun anak tetap dilibatkan dalam pembelajaran aktif, guru harus secara aktif mendampingi setiap kegiatan anak-anak. Dalam istilah teoritis, ini berarti anak-anak bekerja dalam Zone of proximal developmnet dan guru menyediakan scaffolding bagi anak selama melalui  ZPD.
2.      Secara khusus Vygotsky mengemukakan bahwa disamping guru, teman sebaya juga berpengaruh penting pada perkembangan kognitif anak, kerja kelompok secara kooperatif tampaknya mempercepat perkembangan anak.
3.      Gagasan tentang kelompok kerja kreatif ini diperluas menjadi pengajaran pribadi oleh teman sebaya (peer tutoring), yaitu seorang anak mengajari anak lainnya yang agak tertinggal dalam pelajaran. Satu anak bisa lebih efektif membimbing anak lainnya melewati ZPD karena mereka sendiri baru saja melewati tahap itu sehingga bisa dengan mudah melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak lain dan menyediakan scaffolding yang sesuai.

B.     Teori  pembelajaran Anak - Erickson dan Gardner
Pendidik perlu meneliti sejauh mana kompetensi dasar usia tertentu, sekaligus mencoba meningkatkan kemampuannya dengan tetap memperhatikan kondisi psikologi anak dan tanpa mematikan anak untuk mencintai belajar.Pakar Psikologi Perkembangan Erikson memfokuskan pada perkembangan psikososial sejak kecil hingga dewasa dalam delapan tahap. Setiap orang akan melewati tahapan dan setiap tahapan akan mendapatkan pengalaman positif dan negatif. Kepribadian yang sehat akan diperoleh apabila seseorang dapat melewati krisis dalam tugas perkembangan dengan baik. Bagi anak usia dini, autonomy v.s. doubt (1-3 tahun).Bayi memerlukan pengasuhan artikel yang penuh cinta kasih sehingga ia merasa yang aman baginya. Ketidak konsistenan dan penolakan pada masa bayi akan menimbulkan ketidak percayaan pada pengasuhnya berlanjut pada orang lain dan lingkungan yang lebih luas.
Pada masa usia dini banyak hal yang menarik dia sehingga akan menjadikan dia ingin selalu mencoba terkadang berbahaya. Pada tahap ini orang dewasa harus memberikan dukungannya dan Erikson mengingatkan pembatasan dan kritik yang berlebihan akan menyebabkan tumbuh rasa ragu terh adap kemampuan dirinya. Penelitian tentang kecerdasan lebih jauh lagi diungkapkan Gardner yang dikenal konsep kecerdasan Jamak atau Multiple Intelegence (MI) ia mengidentifikasikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk menemukan dan mencari pemecahan masalah serta membentuk suatu produk yang mempunyai nilai dipandang dari budaya seseorang. Ketujuh kecerdasantersebut adalah : Linguistik, logika, matematika, spasial, kinestetik, musik, intrapersonal, interpersonal serta naturalis.
Setiap orang mempunyai berbagai potensi tersebut dan masing-masing dapat dikembangkan ke tahap tertentu. Dalam mendesain kurikulum konsep Piaget, Vigotsky, Erikson dan Gardner sangat bermanfaat sebagai arahan dalam menyusun kurikulum artikel yang sesuai dengan tahap perkembangan dan minat individu. Erikson menyoroti aspek psikososial yang dialami masa anak-anak serta bagaimana pendidik dapat membantu anak melewati masa tersebut untuk menjadi mandiri. Piaget dengan konsep tahapan perkembangan berfikir memberikan pedoman Dalam menyusun pembelajaran yangsesuaiusia, sementaraVigotsky mengemukakan tentang pentingnya interaksi sosial dalam menstimulus berbagai aspek perkembangan.
Perkembangan Anak Usia Dini
  1. Perkembangan Moral
·         Mampu merasakan kasih sayang, melalui rangkulan dan pelukan
·         Meniru sikap, nilai dan perilaku orang tua
·         Menghargai memberi dan menerima
·         Mencoba memahami arti orang dan lingkungan disekitarnya
  1. Perkembangan Fisik
·         Pertumbuhan fisik yang cukup pesat
·         Mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam prilaku motorik.
·         Energik dan aktif
·         Membedakan perabaan
·         Masih memerlukan waktu tidur yang banyak
·         Tertarik pada makanan
  1. Perkembangan Bahasa
·         Menyatakan maksud dalam kalimat yang terdiri dari 4 sampai 10 kata
·         Mengetahui dan meniru suara-suara
·         Mengerti terhadap kalimat perintah
·         Mengajukan pertanyaan
·         Menyebutkan nama-nama benda dan fungsi
·         Memecahkan masalah dengan berdialog
  1. Perkembangan Kognitif
·         Mengelompokkan benda-benda yang sejenis
·         Mengemlompokkan bentuk
·         Membedakan rasa
·         Membedakan bau
·         Membedakan warna
·         Menyebutkan dan mengenal bilangan (1 –10)
·         Rasa inign tahu yang tinggi
·         Imajinatif
  1. Perkembangan Sosial dan Emosi
·         Mengenal aturan
·         Orientasi bermain
·         Egosentris
·         Belajar tentang kerja sama dan berbagi
·         Belajar ke kamar mandi sendiri (Toilet training)
·         Selalu ingin mencoba sendiri
·         Menunjukkan ekspresi emosi
·         Responsif terhadap dorongan dan pujian
·         Mengembangkan konsep diri
·         Belajar menerima tanggung jawab pribadi dan kemandirian
  1. Perkembangan Seni
·         Mendengarkan musik
·         Mengikuti irama
·         Bernyanyi
·         Mencipatakan irama
·         Menggambar







C.    Tiori Pembelajaran Kontruktivisme
Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar kontruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa.
 Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri–ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Selanjutnya, Dahar (dikutip Hamzah 2006:4) menegaskan,Pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran siswa melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru. Pengertian tentang akomodasi yang lain adalah proses mental yang meliputi pembentukan skema baru yang cocok dengan rangsangan baru atau memodifikasi skema yang sudah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.
Pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Bahkan perkembangan kognitif siswa bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan, perkembangan kognitif itu sendiri merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan keseimbangan. Tahap perkembangan kognitif siswa dapat dipahami bahwa pada tahap tertentu cara maupun kemampuan siswa mengkonstruksi ilmu berbeda–beda berdasarkan kematangan intelektual siswa (Dahar dikutip Hamzah 2006:4). Berkaitan dengan siswa dan lingkungan belajarnya menurut pandangan konstruktivisme terbagi atas beberapa bagian yaitu :
·         siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan,
·         belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa
·         pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikontruksi personal
·         pembelajaran melibatkan pengaturan situasi kelas
Tahap perkembangan intelektual atau tahap perkembangan kognitif atau biasa juga disebut tahap perkembangan mental diantaranya:
a.       perkembangan intelektual terjadi melalui tahap–tahap beruntun yang selalu terjadi dengan urutan yang sama. Maksudnya, setiap manusia akan mengalami urutan–urutan tersebut dan dengan urutan yang sama,
b.      tahap–tahap tersebut didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi mental (pengurutan, pengekalan, pengelompokan, pembuatan hipotesis dan penarikan kesimpulan) yang menunjukkan adanya tingkah laku intelektual. Dan,
c.       gerak melalui tahap–tahap tersebut dilengkapi oleh keseimbangan, proses pengembangan yang menguraikan tentang interaksi antara pengalaman (asimilasi) dan strukttur kognitif yang timbul ( akomodasi).
Adapun implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan siswa adalah sebagai berikut :
1)      tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau siswa yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi,
2)      urikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari–hari. dan,
3)      siswa diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitator dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri siswa ( Poedjiadi, 1999:65)










BAB III
KESIMPULAN
Dengan beragamnya tiori pembelajaran sangatlah membantu bagi para guru bagaiman cara mengarjar yang sesuai untuk keadaan anak. Piaget telah mengemukakan bagai mana perkembangan anak, mulai dari Menurut Piaget perkembangan kognitif pada anak secara garis besar terbagi empat periode yaitu:
a)      periode sensori motor ( 0 – 2 tahun)
Pada periode ini tingksh laku anak bersifat motorik dan anak menggunakan system penginderaan untuk mengenal lingkungannya untu mengenal obyek.
b)      Periode praoperasional (2-7 tahun)
Pada periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu model tingkah laku dan mampu melakukan simbolisasi.
c)      Periode operasional konkrit (7-11 tahun)
Pada periode ini anak sudah mampu menggunakan operasi. Pemikiran anak tidak lagi didominasi oleh persepsi, sebab anak mampu memecahkan masalah secara logis.
d)     Periode operasi formal (11-15) tahun.
Periode operasi fomal merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif, anak remaja mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain.
hal ini menjadi pengetahuan yang penting kepada kita bagia mana mendidik anak dengan sesuai umurnya dan kemampuanya.







DAFTAR PUSTAKA
·         Dahar Ranta Willis Pof. Dr.M.SC.. teori-teori belajar. Jakarta : Erlangga1989
·         Valmband. (2008). Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky. http://valmband.multiply.com/.Diakses tanggal 16 Februari 2009. 
Munandar, S.C.U.,1995. Pengembangan Kreativitaas Anak Berbakat. Rineka Cipta kerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta










Tidak ada komentar:

Posting Komentar